‘investasi bank emosi’ katanya


‘investasi bank emosi’ katanya

pernah dengar istilah ini?

investasi bank emosi

mungkin sering? pernah? belum pernah tapi sudah mengerti? pasti kita semua pernah merasakannya.

ya, sesederhana namanya, investasi bank emosi merupakan suatu bentuk investasi semu yang tak kasat mata bentuknya. emosi. kenapa emosi?

emosi/emo·si/ /émosi/ n 1 luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat; 2 keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yang bersifat subjektif); 3 cak marah;

investasi ini merupakan suatu bentuk investasi tak langsung yang berimplikasi pada emosi yang akan semakin memenuhi rekening hidupmu. investasi bisa dilakukan baik sengaja maupun tidak sengaja. yang kamu setorkan bukan emosi, melainkan banyak hal, baik berbentuk materi maupun non-materi. rekening hidupmu pun pasti akan terus bertambah, entah dengan emosi positif maupun negatif. luapan dalam waktu singkat yang jarang ataupun sering. itu semua bergantung pada diri kita masing-masing.

sebelumnya, saya mohon maaf terlebih dahulu karna isi cerita ini penuh dengan rasa dan pengalaman pribadi.

sejak kecil, ayah selalu menceritakan aku tentang ini. bahwa bentuk investasimu dapat bewujud kurang lebih tiga hal. harta, interaksi, dan perhatian kalau saya tidak salah ingat.

harta?
ya, kamu dapat menjalin hubungan antar manusia dengan ‘harta’. misalnya? saat seseorang memiliki kelebihan harta dan nikmat dari Tuhan, banyak hal yang dapat ia lakukan. ayah pernah memutuskan untuk menyekolahkan saudara kami yang kurang beruntung, baik yang tercantum dalam silsilah keluarga maupun tidak. secara konsisten disekolahkan hingga akhirnya lulus perguruan tinggi. kini ia telah bekerja, mampu mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri. dan tak disangka, rekening emosinya ternyata merupakan emosi positif. tak jarang berbagai rasa hutang budinya yang begitu besar membuatnya tergerak untuk menyayangi kedua orang tua saya. entah dalam bentuk apapun ia mencoba ‘membayar’, saat bahkan tak pernah ada kontrak utang piutang ataupun valuasi atas segala perbuatanmu.

interaksi. silaturahmi. perjumpaan. sapaan.
mungkin kamu sering mendatangi acara-acara reuni atau arisan bersama teman-teman dekat hingga mungkin yang hanya kamu kenal karna adanya hal tersebut. belum merasakan rekening emosi mu atau mereka bertambah terhadapmu? kalau aku boleh bercerita, ibuku adalah seorang ibu rumah tangga. ia memiliki banyak sekali acara semacam itu. bahkan hanya sesederhana menjamu atau datang ke kondangan. setiap minggu. pasti ada. bahkan tak jarang ia rela terbang ke berbagai kota lain untuk bersilaturahmi. atau menunggui berjam-jam di rumah sahabatnya yang sedang kehilangan. karna ia selalu meyakini, keberadaan merupakan hal dahsyat yang tak akan pernah dapat dilabeli kata percuma. kamu tau? hal-hal magis ternyata bisa timbul. dan baru kusadari dari sinilah asalnya. sesederhana saat mengetahui ibuku sedang berada di kotanya, hujan bantuan dan perhatian tercurah pada ibu, bahkan kami sekeluarga. atau saat aku dan ibu sedang sakit di kota yang berbeda. belum terbayang? pinjaman mobil, jamuan, atau bahkan hanya sekedar mengurusi aku ke rumah sakit, menungguiku, menghampiri kamarku. ya! saat itu di kepalaku sempat muncul pertanyaan “siapa dia, Tuhan? bagaimana bisa Kau mengirimkannya untuk merawatku?”. bahkan aku belum pernah tau siapa orang itu, sebagaimana ia juga baru pertama kali berjumpa denganku. sesaat aku merasa orang itu adalah jelmaan ibuku, yang dikirimkan Tuhan untukku.

perhatian. cinta. dan kasih sayang.
tidak sekedar pengorbanan waktu. bukan sekedar pemberian harta. sungguh, waktu dan nilai suatu pemberian dapat menjadi berlipat-lipat ganda oleh karena hal ini. kali ini, saudaraku. bertahun-tahun silam ia tinggal bersama keluargaku untuk melancong di Jakarta. ia yang mengasuhku dan kakak-kakak ku. ya, kebetulan anak ayah dan ibu banyak. setiap ia pulang kantor, kami anak kecil yang belum mengerti rasa lelah yang ia rasakan langsung menyerbunya. ingin disuapi. main. ditemani hingga kami tertidur pulas. belum lagi, kakak ku yang sudah lebih besar yang seringkali menyita waktu malamnya untuk bercerita setelah kami berhasil tidur. tak jarang kami mengganggunya saat pacaran. bahkan, sabtu minggunya yang berharga seringkali hanya untuk kami. entah mengajari kami pelajaran sekolah, membuat kue, atau hanya ia yang membuatkan kami kue karna kami yang malas. terbayang?

awalnya aku tak pernah terbayang bentuk investasi bank emosi itu. tapi sekarang aku tau. sejak kecil sampai besar, hanya ia saudara-bukan-kandungku yang dapat membuatku nyaman menjadi diriku sendiri sebagai seorang bungsu introvert. ditengah acara keluarga, ia yang kucari. sejak kecil. hingga kini. aku, yang belum memiliki penghasilan, seorang bungsu introvert, seringkali hanya dapat memeluknya dalam-dalam setiap berjumpa. awalnya aku pikir itu hal biasa. tapi semakin hari semakin aku menyadari. pelukan itu begitu berarti untuknya. dan ternyata juga untukku. rekening emosi ku padanya, penuh. dan tak pernah berkurang.

lagi. ternyata secara alami, kakakku, yang telah berpenghasilan, memiliki rekening emosi yang sungguh-sungguh sangat besar kepadanya. tidak sesederhana pelukan. namun masih juga sederhana. akhir-akhir ini, kakak saya selalu menyimpan kejutan untuknya.

“mbak, aku lagi di bali nemu tas lucu nih, mau warna apa?”
“mbak, ini kemarin aku nemu kerudung lucu, langsung aja inget mbak. bagus deh kayanya buat mbak”
“mbak nih lipstick aku yang kemarin! kan mbak bilang suka warnanya, jadi aku beli lagi deh satu buat mbak”

sungguh. dibalik itu semua, ternyata saudara saya terkadang menangis di malam hari. terharu. bukan tentang berapa nilai barang tsb. bukan. sama sekali bukan. ia tak pernah menyangka, kami yang sudah dianggap seperti adik kandung, ternyata memiliki rasa yang sama dengannya. tau apa? ia melakukannya pada semua orang yang ia kenal. selalu sepenuh hati melakukan apapun. dan hasilnya pun jauh lebih ekstrem! tak jarang ia dapat menikmati liburan bebas biaya, oleh-oleh dari berbagai negara, uang yang tak pernah ia harapkan didapatkan atas kerja keras sosialnya, hingga diberangkatkan umrah gratis. bersama keluarga besar. semuanya, tanpa diminta.

Masya Allah.

kali ini, ijinkan saya bercerita sedikit tentang kehidupan saya. anggaplah saya punya seorang teman yang sangat dekat. sungguh saya begitu senang berbagi dengannya. saat ibu membawakan makanan, saya seringkali membaginya. atau saling membantu dalam urusan akademik. saya selalu mengantarnya pulang selama hampir empat tahun, padahal rumahnya lebih jauh dari rumah saya. kenapa saya lakukan itu? sungguh saya tak pernah tau. mungkin suatu bentuk refleks dari keikhlasan yang tak membutuhkan alasan. mungkin karna ia adalah orang baik yang saya kenal. entahlah. tapi saya terus melakukan hal itu… tau kenapa?

ia. yang selalu ada. sungguh. tak benar-benar selalu ada. tapi ia benar ada untuk saya. setiap saya sakit, ia selalu menjadi orang pertama yang mengetahuinya. tanpa basa-basi, ia menghampiri kamar saya, membawakan subungkus roti dan vitamin sambil berlari mengejar kelas yang beberapa menit lagi akan segera dimulai sambil berkata “dimakan ya! gue kelas dulu. kalo ada apa-apa kabarin gue!”. atau sekedar ‘merawat’ saya saat saya sedang benar-benar hancur. sedang. benar. benar. hancur. atau selalu membawakan saya bekal dari rumah saat saya sedang melancong dan dia di rumah. atau sesederhana saat ia bercerita ibunya mengingat saya ketika sedang berada di tanah suci. hal-hal sederhana. yang takkan pernah bisa saya balas. sungguh. saya rasa investasi ini berbunga terlalu tinggi. sungguh, seluruh kebaikan ini begitu adiktif!

sungguh kawan. hal ini benar terjadi. Allah Maha Adil. semua yang kau sering bilang ‘pengorbanan’ tak akan pernah hadir tanpa ‘balasan’ bahkan dapat hadir tanpa alasan. namun rasa bahagia tak akan pernah hadir tanpa adanya keikhlasan. kamu boleh meyakininya, tapi tak boleh mengharapkannya. rezeki sudah diatur oleh-Nya. nikmat-Nya bisa kau dapat dari siapapun. dan sungguh kebahagiaan tiada tara akan timbul saat kamu ditunjuk oleh-Nya menjadi agen pengantar nikmat dan rasa bahagia untuk mereka. berikan hal indah pada orang-orang disekitarmu. maka hal indah pula yang akan kamu rasakan. baik sekarang, maupun di kemudian hari. mungkin sekarang kalian tak tau untuk apa terus ada. mungkin merekapun seringkali tak menyadari keberadaan maupun ketidakberadaanmu saat ini. akan sering muncul pikiran “sekali-sekali gak dateng gapapa kaliya” “kurang seru sih, gausah deh” “lah si dia, gagitu kenal ah” “hmm kalo gue kasih nanti gue makan apa” dsb. tapi percaya, lakukanlah. sesederhana pada keluargamu. teman baru, teman lama. semuanya. sungguh akan membuat hidupmu semakin indah dan sempurna.

semua yang kau sering bilang ‘pengorbanan’ tak akan pernah hadir tanpa ‘balasan’, bahkan dapat hadir tanpa alasan. namun rasa bahagia tak akan pernah hadir tanpa adanya keikhlasan.

tulisan ini tak ada maksud sama sekali untuk menebarkan kesombongan atau semacamnya. sungguh saya pun masih belajar dan belum dapat menjadi pribadi yang baik. mohon maaf atas segala kesalahan yang sering saya lakukan, semoga saya dapat terus diberikan kesempatan untuk belajar.

p.s. saya mohon maaf pada seluruh pihak yang saya cantumkan pada cerita ini tanpa seijin kalian. tapi sungguh. kalian merupakan hal terindah yang Allah berikan pada saya.